Pada tahun 1888, seorang petani Mesir saat menggali di pasir dekat Istabl Antar menemukan sejumlah besar mumi kucing kuno.
Lokasi penemuan merupakan bagian dari dua kuil yang telah terkubur dan didedikasikan untuk dewi perang Mesir kuno, Pakhet, yang digambarkan mirip singa betina.
Orang Mesir kuno percaya pada kehidupan kekal setelah kematian sehingga melakukan prosesi untuk mempersiapkan dan membekali orang mati untuk hidup di akhirat.
Salah satu proses terkenal adalah mumifikasi dan merupakan bagian penting dari budaya Mesir.
Orang Mesir kuno mempraktikkan mumifikasi agar tubuh bisa menjadi rumah spiritual bagi ka dan ba -kepercayaan Mesir kuno tentang jiwa- agar bisa menuju ke kehidupan berikutnya.
Karena mumifikasi merupakan proses yang mahal, hanya kelas atas dan kalangan bangsawan yang mampu melakukannya.
Namun, orang kaya dan bangsawan ternyata bukan satu-satunya yang dibuat mumi, beberapa hewan juga dibalsem dan ditempatkan di samping mumi manusia.
Para peneliti mengklaim dari setiap lima hieroglif Mesir, dua dari mereka terkait dengan hewan.
Ini menandakan orang Mesir kuno menganggap hewan penting baik dalam alam fisik maupun alam spiritual.
Dalam dunia fisik, hewan merupakan sumber utama makanan, sedangkan untuk bertahan hidup di alam roh, seseorang akan dinilai bagaimana dia memperlakukan hewan selama hidupnya.
Karena orang Mesir kuno percaya pada akhirat, hewan peliharaan kesayangan mereka juga mengalami proses mumifikasi untuk menemani pemiliknya dalam kehidupan selanjutnya.
Kadang-kadang, hewan tertentu mengalami proses mumi untuk dipersembahkan kepada dewa tertentu.
18 Fakta Mumi Hewan Mesir Kuno
1. Hewan mendapatkan tempat signifikan dalam masyarakat Mesir kuno. Hewan peliharaan turut dibuat mumi untuk menemani pemiliknya di alam akhirat.
Kucing, anjing, monyet, gazelle (sejenis rusa), musang, dan burung-burung merupakan hewan peliharaan umum di Mesir kuno.
2. Orang Mesir kuno percaya jiwa hewan yang dimumi akan hidup abadi selamanya.
Sebuah contoh terkenal dari mumifikasi hewan peliharaan adalah milik Ratu Makare dari Thebes. Dia memiliki mumi seekor monyet dewasa (Chlorocebus aethiops) di sarkofagusnya.
Ketika arkeolog menemukan makamnya, mereka melihat sebuah bungkusan mumi kecil dekat kaki Ratu Makare.
Pada awalnya bungkusan ini dianggap mumi anak kecil, tapi analisa sinar-X yang dilakukan pada tahun 1968 membuktikan bahwa mumi tersebut merupakan seekor monyet dewasa.
3. Orang Mesir kuno menyembah banyak dewa, kepercayaan yang disebut politeisme.
Para dewa sering digambarkan sebagai memiliki tubuh manusia dengan kepala hewan.
Seiring waktu, dua jenis kultus dikembangkan yang menentukan aturan penyembahan dewa.
Mereka bisa menyembah dewa melalui mumi hewan persembahan atau dengan memilih hewan totem, yang digambarkan sebagai dewa tertentu, tapi hewan tersebut akan dimumi pada saat kematiannya.
4. Orang Mesir kuno juga menggunakan mumi hewan sehingga si mati memiliki akses pada makanan di akhirat.
Untuk membedakan hewan sebagai makanan dari hewan peliharaan, daging mengalami proses dehidrasi dan ditutup perban linen.
5. Selain menggunakan hewan sebagai makanan, beberapa item makanan lainnya juga disimpan di dalam kubur seperti roti, unggas, dll.
Bebek dan berbagai daging lainnya ditemukan di makam Raja Tutankhamen.
. Sebelum praktik menawarkan hewan mumi dimulai, orang Mesir kuno menggunakan patung hewan perunggu.
Namun, seiring mumifikasi menjadi alternatif yang lebih murah, banyak orang memilih menggunakan hewan mumi.
7. Prasati hieroglif kuno mengungkapkan bahwa mumi hewan dianggap mewakili jiwa dewa yang berbeda.
Oleh karena itu, mumi hewan yang dikorbankan memainkan peran sebagai seorang utusan antara manusia dan dewa.
8. Ribuan kucing mumi ditemukan oleh arkeolog di berbagai kuburan.
Kucing dianggap sakral karena mewakili Bastet, dewi Mesir untuk musik dan pelindung wanita. Dewa Mesir kuno Ra juga digambarkan sebagai kucing.
Analisa X-ray pada mumi kucing mengungkapkan adanya leher patah, yang menunjukkan bahwa kucing dibiakkan hanya untuk dikorbankan kemudian.
9. Selama proses mumifikasi, tubuh kucing dikeringkan untuk kemudian diisi dengan pasir, tanah, dan bahan lainnya.
Pola geometris kecil digambar pada tubuh mumi. Kucing dimumi dalam posisi duduk atau dengan anggota badan dilipat dekat dengan tubuh mereka.
10. Anak atau janin kucing juga dimumikan dan dimasukkan ke dalam tubuh kucing dewasa yang mewakili ibu mereka.
Seiring waktu, proses mumifikasi menjadi kurang detail. Banyak penemuan mengungkapkan sejumlah besar mumi yang memiliki bagian tubuh secara acak.
11. Kultus banteng Apis (Apis bull) dapat ditelusuri kembali ke tahun 1800 SM. Banteng Apis melambangkan kekuatan dan kesuburan.
Banteng ini dianggap sebagai reinkarnasi dari dewa Ptah dan Osiris. Saat masih hidup, banteng Apis diberi cukup makan dan diperlakukan dengan baik.
Banyak pendeta memiliki pandangan bahwa sapi jantan ini menjadi media komunikasi kepada dua dewa tersebut.
12. Ketika banteng Apis mati, seluruh negeri akan meratapi kematian mereka. Karena binatang ini begitu besar, proses mumifikasi bisa memakan proses sangat panjang.
Setelah kematiannya, organ dalam banteng dihancurkan dengan bantuan minyak tertentu.
Setelah dikeringkan menggunakan garam natron, tubuhnya lantas dibalut dengan linen.
Untuk memberikan tampilan banteng, maka ditempatkan mata buatan dan kepala plester artistik.
13. Pada berbagai kesempatan, tubuh banteng suci ini dipenuhi dengan berbagai tulang dan pasir.
Legenda menyatakan Firaun akan melahap daging banteng suci sebagai sarana menyatukan kekuatan dewa ke dalam diri mereka sendiri.
14. Dalam nama Thoth, dewa kebijaksanaan, kultus ibis mulai muncul sebagian besar selama era Ptolemaic dan Romawi.
Situs arkeologi dari Saqqara berisi sekitar 500.000 mumi ibis. Pekuburan lain selama waktu itu di Tuna el-Gebel memiliki sekitar empat juta mumi ibis.
Kepala dan leher ibis ditekuk ke belakang dan ditekan ke arah tubuhnya. Setelah dicelupkan dalam tar, tubuh ibis lantas dibungkus dengan kain linen untuk kemudian disimpan dalam pot dan peti mati.
15. Orang Mesir kuno juga melakukan mumi pada ikan sebagai persembahan kepada berbagai dewa. Seperti semua hewan lain, mumi ikan juga dibungkus dengan linen.
Terkadang lingkaran hitam dicat di kepala ikan untuk menggambarkan mata mereka.
Banyak spesies ikan yang dimumi, namun karena kondisi mumi yang buruk, sulit untuk menentukan proses mumifikasi yang dilakukan.
16. Terdapat juga mumi babun karena mewakili dewa Thoth. Hewan ini terutama dibiakkan untuk dikurbankan.
Studi mumi mengungkapkan banyak dari babun mati karena kekurangan gizi, kekurangan vitamin D, dan mengalami patah tulang.
17. Sering luwak (musang), tikus, anjing, serigala, burung, dan belut juga dimumi.
Mumi burung sering ditemukan dalam wadah berbentuk makanan karena dimaksudkan digunakan sebagai makanan di akhirat.
18. Mumi hewan tertua diperkirakan berasal dari sekitar tahun 2950 SM yang meliputi mumi singa, keledai, dan anjing. Mereka dikuburkan dengan raja dinasti pertama.
sumber : Sejarah dunia
No comments: